Jumat, 01 Mei 2009

Spiritual Marketing

Selama dua hari, lebih kurang satu minggu yang lalu tepatnya tanggal 21-22 April 2009 saya mengikuti seminar dengan topik “Spiritual Marketing” dengan pembicara seorang Guru Besar Marketing dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Gadjah Mada, beliau adalah Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmesta, MBA. Dan beliau adalah “teman sebaya” saya, sebagian besar orang pasti tidak akan percaya apa yang saya katakan tetapi itulah kenyataannya. Sebenarnya ungkapan “teman sebaya” merupakan kata kiasan untuk mengungkapkan adanya hubungan kedekatan psikis atau keakraban tanpa memandang usia seseorang dengan orang lainnya. Itulah ungkapan original (baca: asli jogja tanpa rekayasa) dari beliau untuk menyapa peserta seminarnya dan terbukti berhasil memberi suasana yang nyaman untuk bisa berinteraksi dalam seminar tersebut. Sebuah seminar yang memberi wawasan baru bagi saya pribadi tentang dunia marketing atau dunia pemasaran, dunia yang membawa kita memenuhi kebutuhan secara menguntungkan, dunia yang membawa kita untuk mencapai standard hidup yang lebih tinggi dan konsep inti dunia itu adalah adanya pertukaran. That’s Marketing... Dunia marketing sendiri dewasa ini terus mengalami perkembangan yang sungguh luar biasa, konsep Spiritual Marketing sebenarnya bukan hal baru, karena sudah diperkenalkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bagi saya pribadi konsep baru pemasaran tersebut memberi wawasan yang berbeda dalam memandang arti sebuah kehidupan. Hidup bukan sekedar perbuatan tetapi lebih dari itu hidup adalah ibadah. Dalam konsep Spiritual Marketing kecerdasan spiritual (spiritual quotient) memegang peranan terpenting selain kecerdasan intelektual (intellectual quotient) dan kecerdasan emosional (emotional quotient). Spiritual Marketing selalu dilandasi oleh logika perhitungan yang cermat, mampu memahami dan memenuhi kebutuhan, keinginan serta harapan orang lain (pelanggan, karyawan maupun klien lain, dan semua yang terkait) dan tentunya yang paling penting harus dilandasi nilai-nilai Ketuhanan (kejujuran, tanggung jawab, adil, inovatif, kebersamaan, dll). Jadikanlah Spiritual Marketing menjadi ruh dalam apapun bisnis yang kita lakukan. Akhirnya, Spiritual Marketing merupakan puncak dari konsep marketing. Sebuah konsep yang memberikan jaminan bagi setiap orang yang mau menerapkannya untuk bisa sukses dunia dan akhirat. Dan semoga kita termasuk golongan orang-orang tersebut. Amin..Amin..Yaa Rabbal’Alamin... Siapkah Anda???

Read More......

Selasa, 21 April 2009

TDW University - Mengapa yang Kaya Semakin Kaya???


Kenapa orang kaya semakin kaya, kelas menengah bergumul terus, dan yang miskin bablas miskin.

Kenapa orang kaya semakin kaya, karena begitu orang kaya penghasilannya bertambah besar maka gaya hidupnya sementara tetap (menunda kesenangan). Penghasilan yang lebih ini diinvestasikan kedalam asset (beli saham yang menghasilkan deviden, rumah kost kost-an, ruko yang dikontrakkan, Mall yang disewakan, sarang walet, usaha-usaha yang menghasilkan, dll). Sedemikian sehingga penghasilan mereka bertambah besar. Dan ketika penghasilan mereka bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam asset tersebut di atas, sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi. Kenapa orang menengah bergumul terus secara financial? Ketika orang menengah penghasilannya bertambah besar maka dia mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih besar, handphone yang lebih canggih, komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, audio yang lebih canggih dan banyak sekali uang untuk kewajiban sehingga masuk kedalam pengeluaran. Orang menengah ini bisa memiliki rumah yang besar, mobil yang besar tapi tidak mempunyai uang yang bekerja untuk dia. Dan seumur hidupnya menjadi budak uang karena membayar cicilan semakin besar seumur hidupnya.

Kenapa orang miskin bablas miskin ?

Orang miskin tidak perduli seberapa besar pun penghasilannya semua akan masuk ke pengeluaran.
Contoh :
Orang miskin begitu penghasilannya bertambah besar mereka beli TV yang besar, beli jamnya yang mahal, beli hp yang lebih baru, beli baju mahal, makan di restoran mewah, ikut keanggotaan fitness, ikut asuransi yang tidak perlu, dll.

Pertanyaannya :
Bila penghasilan Anda bertambah besar, Anda belikan apa? Hal-hal yang
menghasilkan uang lagi atau hal-hal yang menghabiskan uang. Silahkan dijawab, Anda yang tahu termasuk golongan manakah Anda?

Untuk melengkapi pembelajaran Anda silahkan Anda download eBook 24 Prinsip Miliarder yang Mencerahkan oleh Tung Desem Waringin senilai Rp. 250.000,- dan seminar 3 hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- klik disini : http://www.tdwuniversity.com

Read More......

Kamis, 16 April 2009

TDW University - Rahasia Menjadi Kaya dan Bertumbuh Semakin Kaya

Kekayaan adalah sama dengan kemampuan untuk terus bertahan hidup dengan gaya hidup yang ada, tanpa harus bekerja.

Penelitian yg dilakukan oleh Gallup International menunjukkan bahwa rata-rata eksekutif ibukota & Asia kaya mampu bertahan 90 hari dengan gaya hidup yang ada apabila besok dia berhenti kerja. Setelah itu mereka harus mulai menjual asset atau berhutang. Kaya adalah relatif. Sebagian orang merasa kaya ketika mempunyai uang 10 juta rupiah. Sebagian orang merasa tidak kaya walaupun sudah memiliki uang 10 milyar. Menurut majalah Forbes kaya adalah orang yang mempunyai penghasilan 1 juta US keatas setahunnya. Sedangkan menurut Robert T. Kiyosaki yang mengutip dari gurunya Buckminster Fuller bahwa kaya adalah bukan berapa besar active income anda melainkan kaya adalah apabila passive income lebih besar dari biaya hidup. Yang dimaksud passive income disini adalah uang yang masuk tanpa harus bekerja.
Sebagai perbandingan Mike Tyson, dia menghasilkan 300 juta USD sewaktu bertinju, tapi hari ini bangkrut dan masih berhutang 35 juta USD. Maka sebetulnya Mike Tyson bukan termasuk kaya, termasuk pula di dalam kategori orang yang bukan kaya adalah orang-orang yang punya penghasilan 1 Juta USD/tahun namun pengeluarannya 1,2 juta USD/tahun.

Pertanyaan penting kali ini adalah:

1. Bila besok anda berhenti kerja, berapa lama anda dapat bertahan hidup dengan gaya hidup anda sekarang tanpa harus menjual asset-asset anda?
2. Lalu bagaimana kita bisa kaya menurut versi Robert T. Kiyosaki dimana passive income lebih besar dari biaya hidup?

Jadi sebetulnya menurut Robert T. Kiyosaki, kaya adalah bagaimana menciptakan passive income lebih besar dari biaya hidup.

Cara membuat passive income:

- Royalti dari hak cipta
- Rumah yang disewakan/ dikostkan
- Saham-saham yang menghasilkan deviden
- Reksadana
- Usaha-usaha yang menghasilkan

Buatlah rangkaian rencana sumber pasif income anda. Sesuatu yang anda sukai dan dapat anda kerjakan sementara anda mengerjakan apa yang anda kerjakan sekarang. Dan untuk mendapatkan materi tambahan eBook "24 Prinsip Miliarder yang Mencerahkan" senilai Rp. 250.000,- dan seminar 3 Hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- oleh Tung Desem Waringin bisa Anda dapatkan di : http://www.tdwuniversity.com

Read More......

Minggu, 12 April 2009

TDW University - Rencana Menjadi Kaya


Seberapa Cepatkah Anda Menjadi Kaya?

Jika anda mau membangun rumah maka sebagian orang akan memanggil arsitek dan arsitek itu bersama anda membuat rencana. Tetapi ketika orang yang sama memulai membangun kekayaan mereka atau merencanakan masa depan, mereka tidak pernah mendesain rencana finansial untuk hidup mereka. Mereka tidak mempunyai garis besar rencana kerja untuk menjadi kaya. Bahkan banyak orang tidak mempunyai rencana, mereka hanya menjalani hidup saja dan hanya bermimpi sewaktu-waktu mereka akan menjadi kaya. Banyak juga orang yang menggunakan satu-satunya jurus andalan, yaitu merencanakan untuk bekerja keras dan mereka tidak pernah kaya. Karena apa yang mereka kerjakan sekeras apapun memang tidak memungkinkan mereka untuk menjadi kaya. Contoh, menjadi buruh pabrik atau kuli bangunan, walaupun sekeras apapun mereka bekerja akan sulit sekali untuk menjadi kaya. Ada juga orang yang mempunyai rencana yang lambat untuk menjadi kaya, rencana tersebut yaitu bekerja keras dan menabung. Dengan mengikuti rencana tersebut maka jutaan orang akan menghabiskan hidupnya dengan memandang keluar jendela dari kereta mereka yang lambat atau dari mobil mereka yang terjebak dari kemacetan lalu lintas menyaksikan limosin, helikopter, pesawat jet perusahaan, rumah-rumah mewah. Dan yang paling menyedihkan ada juga orang yang mempunyai rencana untuk menjadi miskin. Begitu banyak orang mengucapkan kata-kata seperti ayah miskin Robert Kiyosaki “Ketika saya pensiun, maka penghasilan saya akan berkurang”. Dengan kata lain mereka merencanakan untuk bekerja keras seumur hidup hanya untuk menjadi miskin.“Saya membutuhkan kecepatan.” Kata Tom Cruise dalam Film Top Gun. Ide bekerja seumur hidup, menabung, dan menaruh uang dalam rekening pensiun merupakan rencana yang sangat lambat. Rencana ini bagus dan masuk akal oleh 90% orang tetapi bukan rencana bagi orang yang ingin pensiun muda dan pensiun kaya.

Berikut adalah beberapa ide tentang cara untuk membangun rencana yang lebih cepat:

1. Pilih strategi keluar anda terlebih dahulu . Kita harus mulai dari yang akhir, seperti yang dikatakan oleh Steven R. Covey dalam bukunya Seven Habits. Jadi kita harus menentukan dulu umur berapa kita ingin pensiun, berapa banyak uang yang kita miliki saat itu, atau berapa banyak pasif income kita pada waktu kita pensiun. Kemudian dalam logika saya sendiri maka kita harus;
2. Cari bidang apa yang kita suka atau mungkin kita akan suka yang bisa menghasilkan seperti yang kita tentukan sebelumnya. Apabila apa yang kita kerjakan sekarang tidak memungkinkan kita mencapai impian tersebut, Let It Go!
3. Kita cari orang yang sudah berhasil mencapai impian kita untuk diajak kerja sama atau belajar kepada orang tersebut.
4. Gunakan faktor kali atau leverage.

Maksudnya kita bisa menggunakan RICE (Resources, Ide, Contact, Expertise) dari orang lain. Sudahkah anda membuat rencana anda untuk menjadi kaya, dan seberapa cepatkah rencana anda?

Semoga bermanfaat. Salam Dahsyat!

Untuk melengkapi rencana Anda menjadi Kaya silahkan download materi tambahan : eBook 24 Prinsip Miliarder yang mencerahkan oleh Tung Desem Waringin dan tiket seminar 3 hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- silahkan klik disini : http://www.tdwuniversity.com

Read More......

Senin, 06 April 2009

Kisah Abadi Ulat yang Berubah Menjadi Kupu-kupu...

Perbedaan mendasar seorang pekerja (pegawai/karyawan/buruh) dengan seorang pengusaha (pemilik usaha/businessman) terdapat dalam 3 hal : Mental, Emosional dan Cara Pandang/Persepsi. Usaha yang bisa bertahan, bahkan bisa berkembang dalam kurun waktu yang lama tentu melewati proses yang panjang dan berliku. Pelaku bisnis di dalamnya pastilah mempunyai jiwa, mental dan emosional yang kokoh untuk bisa mewujudkan itu semua. Tentu saja, semuanya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sungguh luar biasa. Orang-orang sukses terdahulu, sebut saja Thomas A. Edison pendiri General Electric; Soichiro Honda pendiri Honda; Bill Gates pendiri Microsoft; Henry Ford pendiri Ford Motor Co., Michael Dell pendiri Dell Computers, Ted Turner pendiri CNN, Ralph Lauren pendiri Polo dan masih banyak orang sukses lainnya yang pasti pernah bergelut dengan kegagalan sebelum mereka benar-benar meraih mimpi mereka. Mereka berhasil karena mempunyai “sistem” dan seorang pekerja/pegawai/karyawan/buruh merupakan salah satu bagian dari “sistem” mereka. Jelas sekali di sini bisa di lihat perbedaan mendasar antara keduanya. Cara pandang/persepsi mereka tentang uang pun berbeda. Yang satu mengatakan “mereka bekerja karena uang” sedangkan yang lain bilang “uang bekerja untuk mereka”. Silakan Anda memilih mau jadi yang mana? Walaupun terlihat sederhana, berani melompat dari kuadran pekerja menuju kuadran pemilik usaha, tidak semudah seperti berganti pekerjaan atau profesi. Berganti kuadran berarti mengubah inti siapa diri kita, cara kira berpikir dan juga cara kita memandang dunia. Berganti kuadran seringkali merupakan pengalaman yang mengubah hidup. Perubahan yang sangat besar, bukan hanya kita yang berubah bahkan juga teman-teman kita. Ketika kita masih berteman dengan teman-teman lama kita, ulat mengalami kesulitan melakukan hal-hal yang dilakukan kupu-kupu. Siapkah Anda berubah? Sebagian orang memandang itu sebagai tantangan dan sebagian yang lain skeptis melihat itu sebagai fenomena belaka –takjub tanpa mau tahu sebab & akibatnya- hanya terhanyut oleh suasana. Berani mulai berpindah kuadran pekerja menuju kuadran pemilik usaha sekali lagi bukan dominasi dan monopoli segelintir orang. Semua berhak, semua punya kesempatan... Hanya saja, perlu sedikit mengubah paradigma dan cara pandang kita dari sekarang! Sebab, jika ingin berganti kuadran tentu tidak semudah berganti pakaian! Mau di kuadran apa kita selanjutnya, tentunya semua itu pilihan hidup Anda...


The Cashflow Quadrant inspirated...

Read More......

Jumat, 27 Maret 2009

Karyawan Punya Usaha?? Pilihan, Idealisme atau...

Berani mulai usaha dewasa ini telah merasuki sebagian besar orang-orang yang notabene bukan seorang yang lahir dan besar sebagai seorang pengusaha (pemilik usaha/businessman), mereka adalah orang-orang yang hidup di dunia “aman dan nyaman” yaitu para pekerja/pegawai/karyawan/buruh (apapun istilahnya, mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau bisnis orang lain, setinggi apapun jabatan mereka). Setiap bulan mereka menerima apa yang disebut dengan gaji, tunjangan, kesejahteraan dan fasilitas lainya dari tempat mereka bekerja. Berbagai cara untuk memulai usaha selalu datang dari ide-ide kreatif mereka dan alasan mereka memulai usaha pun sangat beragam. Saya sering ngobrol dan bertukar pikiran dengan rekan-rekan yang mempunyai pekerjaan tetap tetapi dia mempunyai keinginan untuk mempunyai usaha/bisnis sendiri. Ada yang beralasan, kalau bisa berdiri di dua kaki (pekerja & pengusaha) khan lebih kuat! Kenapa nggak? Yang lain beralasan, buat cari tambahan penghasilan, maklum hidup sekarang makin sulit! So, harus pinter-pinter cari obyekan. Lalu rekan saya yang lainnya punya alasan yang cukup unik, aku wis bosen dab,saben dino mangkat esuk bali bengi! (baca: bosan kerja, berangkat pagi pulang malam setiap hari). Dan alasan lainnya yang cukup menarik, yach...siapa tahu besok jadi pengusaha beneran, so nggak perlu ngabisin waktu seumur hidup terima slip gaji...syukur-syukur malah bisa ngasih slip gaji tiap bulan ke orang lain! Dan...masih banyak lagi alasan yang ada di otak mereka yang tentunya sangat variatif. Terlepas dari kontroversi itu semua, tentunya kita mempunyai alasan kuat mengapa memilih berani mulai usaha pada posisi “aman & nyaman” (baca: pekerja/pegawai/karyawan/buruh) sekalipun. Akhirnya, berani mulai usaha merupakan pilihan yang terkadang tidak selalu berakhir manis. Namun, itu semua menjadi jiwa bagi mereka yang ingin mencoba berdiri di atas “dua kaki” dengan “dua dunia” yang jauh sekali berbeda...Dunia pekerja dan dunia pengusaha...Menurut Anda?

Read More......

Berani Mulai Usaha dengan “Modal” Seadanya yang Anda Miliki!!!

Sudahkah Anda terinpirasi dengan posting perdana saya? Walaupun hanya terbersit di benak Anda! Selamat…Anda hanya butuh merealisasikan apapun ide bisnis Anda sekarang juga!!! Jika belum…Selamat…Anda hanya perlu sedikit menentukan sikap dan memikirkan serta menata kembali mind map (peta pikiran) Anda dengan terus mengikuti posting di blog berani mulai usaha mulai saat ini...Sehari setelah saya mempublikasikan blog ini kepada rekan-rekan terdekat saya, banyak komentar dari mereka yang memberikan informasi berharga mengenai berbagai materi menarik yang bisa dijadikan bahan posting selanjutnya. Berani mulai usaha dengan merealisasikannya adalah sebuah keputusan tepat!!! Tahukah Anda...bahwa keputusan Anda telah banyak membantu sebagian orang dalam meningkatkan taraf hidupnya, termasuk membantu program pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan. Memulai sebuah usaha bukan hanya dominasi orang-orang yang mempunyai modal besar, semua orang mempunyai hak yang sama atas kesempatan memulai sebuah usaha. Jangan salah...sebuah usaha yang besar berawal dari usaha yang dirintis dan diperjuangkan dari kecil dengan penuh pengorbanan, baik biaya, waktu, tenaga dan pikiran.Berbicara tentang modal untuk memulai sebuah usaha bukan melulu soal uang, modal bisa berupa ketrampilan/keahlian, modal bisa berupa kesempatan, bisa juga sebuah ide/gagasan, relationship atau hubungan baik dengan seseorang, kepercayaan, keberanian bahkan tanpa modal sekalipun atau modal dengkul sebuah usaha bisa berjalan. Apapun jenis modalnya, yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana memberikan sinergi dan yang pasti harus mencobanya untuk keberhasilan memulai dan merintis sebuah usaha. Tanpa mencoba dan memulai untuk beraksi tentu saja semua hanya wacana belaka. Terus, yang menjadi pertanyaan tentunya, apakah semua orang bisa mewujudkan impian mempunyai usaha apapun dan kapanpun dengan profesi atau posisi mereka saat ini, jikalau memang mereka bukan seorang pengusaha? Menurut Anda? Selanjutnya materi posting di blog saya, mencoba mengulas perbedaan mendasar antara seorang pekerja/pegawai/karyawan/buruh dengan seorang pengusaha (pemilik usaha/businessman). Dan bagaimana sudut pandang mereka terhadap sebuah bisnis atau usaha? So, don’t miss it...

Read More......